Kelompok “TUHAN” telah lahir, sebenarnya ini bukan lagi sebuah wacana baru, sudah lama wacana tentang pembubaran ahmadiyah digulirkan . kelompok yang paling getol meyuarakan pembubaran ahmadiyah adalah kelompok yang saya sebut sebagai kelompok “TUHAN”, kenapa??? karena kelompok ini lah yang menganggap dirinya paling benar, seolah-olah kelompok mereka adalah kelompok pembawa kebenaran yang paling benar. Seperti TUHAN yang memang kebenaranya sudah mutlak adanya. Tapi kelompok ini bukan TUHAN yang memiliki kebenaran mutlak.
Selama ini kelompok TUHAN selalu dengan bebas men nilai dan menghakimi keyakinan kelompok lain. Seolah-olah kebenaran hanya milik mereka, mereka bebas menentukan siapa yang benar, siapa yang salah, siapa yang lurus siapa yang sesat. Standart kebenaran yang dibawa oleh kelompok TUHAN adalah standart kebenaran mutlak yang harus diterima semua kalangan, siapa yang tidak tunduk terhadap kebenaran yang mereka bawa akan dihancurkan, dengan kekerasan yang menjadi dalil pamungkas untuk menghakimi keyakinan diluar kelompok mereka, kelompok TUHAN.
Inilah yang terjadi akhir-akhir ini. Dimana kembali lagi kelompok TUHAN melakukan kekerasan terhadap kelompok ahmadiyah, demo dimana-mana menentang pembubaran keyakinan ahmadiyah. Saya melihat yang melakukan demo sebenarnya saudara ahmadiyah sendiri yaitu umat Islam yang beda penafsiran dengan ahmadiyah. Atau dalam istilah saya kelompok Islam(saya lupa namanya hehhehe) yang telah bermetamorfosis menjadi kelompok TUHAN. Memang kelompok ini tidak secara gambalang menyebut dirinya sebagai TUHAN, tetapi sikap dan cara pandang mereka tentang kebenaran yang monopilistik hanya pada diri mereka itulah kenapa saya merasa pantas memberikan cap kepada mereka sebagai kelompok TUHAN.
Saya pernah berfikir bagaimana jika saya menjadi seorang ahmadiyah???. Bagaiamana nasib saya. Ibadah harus dijaga polisi. Ibadah harus dengan ketakutan di cekal di bubarkan bahkan terror-teror mengerikan lainnya. Bagaimana saya di kecam dimana-mana sebagai kelompok sesat menyesatkan. Mungkin saya sudah mengurung diri di dalam rumah, tidak kuat dengan berbagai anggapan yang di cap
Dimana kebebasan beragama???? Pertanyaan inilah yang muncul ketika saya melihat berita di TV tentang demostran di Bundaran HI jakarta yang menuntut pembubaran ahmadiyah. Ada yang membawa tulisan ”Bubarkan Ahmadiyah Atau Revolusi”, kembali lagi demontrasi ini dilakukan oleh saudara ahmadiyah sendiri yaitu kelompok yang membawa bendera Islam. Sunguh memprihatinkan.
Negara ini telah merdeka, telah meiliki kebebasan dan satiap orang berhak untuk memeluk keyakinan termasuk ahmadiyah. Yang perlu ditegaskan bahwa Islam adalah rohmatan lil alamin yang menghargai perbedaan dan kebebasan, rahmat bagi seluruh alam tidak hanya umat Islam saja tapi juga semuanya. Setelah saya membuka-buka AL QURAN ”Yaitu mereka yang mendengarkan ajaran al quran dan ajaran-ajaran lain lalu mengikuti yang paling baik diantaranya, maka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh allah, dam mereka itulah yang mempunyai akal sehat (Az-Zumar, 18).
Amanat konstitusi pasa 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut keyakinannya tersebut. Dua landasan ini menurut saya harus dijunjung, bahwa indonesia berdiri di atas perbedaan-perbedaan. Dan Islam hadir sebagai penyedia nilai-nilai untuk mengharmonisasaikan keberagaman tersebut. Dengan toleransi dan saling menghargai bukan saling membenarkan diri dan menyesatkan orang lain.
Kaum kristem pasti menganggap Islam sesat
Begitu juga Islam juga menganggap kristen sesat
Kalau kerja kita hanya sesat-menyesatkan saya hawatir, tidak hanya ahmadiyah yang dibubarkan. Bahwa label sesat dari manusia tidak bisa dijadikan dalil untuk membasmi suatu keyakinan, keyakinan adanya di HATI dan tidak bisa dibubarkan. Saatnya kita belajar dari berbagai perbedaan untuk saling menghargai kebebasan seseorang , dimana nantinya saya harapkan tidak adalagi kelompok TUHAN yang memonopoli kebenaran. Kebenaran milik semua orang, semakin banyak perbedaan semakin banyak pula yang bisa kita pelajari. Dan ini pelajaran demokrasi yang bagus. Muslim yang meyakini kebenaran Islam dan setia padanya tidak akan mengkafirkan atau mengaggap sesat orang lain karena kita meneladani Rosul MUHAMMAD SAW, yang pernah bersabda MAN KAFFARA AKHAHU MUSLIMAN FAHUWA KAFIR (orang yang mengkafirkan orang Islam yang lain maka dialah kafir). Wowllohhu a’lam bi sshowab