-

_dalam setiap kata yang kau baca,
selalu ada huruf yang hilang
kelak kau pasti akan kembali menemukanya
di sela kenangan penuh ilalang__


Kamis, 23 Agustus 2012

KRAPYAK DAN SEBUAH DUNIA BARU #1


setelah 3 tahun hidup di jogja dan selalu melewatkan ramadhan di kota yang kata orang menjadi salah satu tujuan studi yang paling terpercaya kualitasnya. Tahun ini saya menghabiskan waktu-waktu ramadhan saya di Pondok Pesantren Al Munawwir, Krapyak. Mulai 1 ramadhan sampai H-4 lebaran saya hidup di dunia baru, banyak hal yang saya dapatkan disana, banyak juga yg ingin saya tulis. Tapi sepertinya pertemuan saya dengan teman-teman unik waktu di pondok sayang sekali kalau tak terabadikan. Saya merasakan Banyak pelajaran dari teman-teman saya itu. Semakin banyak jenis manusia yang saya temui, secara teori harus semakin banyak yag bisa saya pelajarai dari mereka. Tetapi secara praktek semuanya tergantung saya. Bagaimana saya memaknai setiap detik pertemuan saya dengan orang-orang baru dalam hidup saya. Inilah mungkin yang disebut universitas kehidupan, dimana berbagai jenis manusia adalah ibarat fakultas yang jika dalam tingkat pendidikan formal kita hanya bisa memilih satu fakultas dalam satu waktu program studi. Tapi di universitas kehidupan kita bisa memilih sangat banyak ilmu dari berbagai fakultas dalam satu waktu program studi. 
Salah satu teman yang saya kenal di krapyak, benar-benar memberikan sengatan pengalaman sangat unik, walaupun sebenarnya teman-teman baru saya di krapyak memang secara umum sangatlah unik. Tepapi pengalaman beberpara hari hidup dengan teman satu ini memang membuat saya secara teori harus kuat dengan berbagai cobaan atau rahmat yang Tuhan kemas dalam bentuk cobaan dalam hidup saya nanti. Secara usia dia tak jauh dari saya, tetapi yang saya lihat dia adalah orang yg dengan cerita-ceritanya berhasil memperteguh saya pada dua prinsip pertama bahwa dalam banyak hal tentang kehidupan kita bisa menghadapinya dengan santai (baca:mengalir) tetapi kita harus tetap berpegang teguh dengan komitmen dan pripsip dasar yang kita yakini.
 Kedua, bahwa ekspresi dohiriyah (kegiatan fisik) itu tidak bisa memberikan gambaran secara pasti tentang kedalam seseorang dalam menghayati hidupnya. Bisa saja seorang pemulung itu lebih bisa menghayati setiap detik hidupnya daripada seorang mahasiswa UGM yang secara dhohir dipandang lebih mulia daripada seorang pemulung. 

Banyak sebenarnya yg ingin saya tulis tentang teman-teman saya, tapi sepertinya saya terlalu bodoh untuk lancar menulis. 

KEDIRI 18-08-12