Di sebuah
kedai kopi, orang-orang tertawa
Aku juga
Duka lari kemana
Aku juga
Duka lari kemana
“ aku mencari sudut keramaian tapi orang-orang tak tahu diriku”
Tapi lelah juga
Dan aku tak tahu juga diriku
Akhirnya hanya gelak tawa terdengar
Dan tak ada yang tahu aku, begitu juga aku
cangkir kopi dari keramik berhias bungga mawar dan melati
Tapi tak ada keindahan
Dari kelopak bungga di sudut cangkir itu
“aku melihat gambar yang gagu: kematian”
Kepul asap rokok tertiup angin
Hawa kematian semakin lekat
Dan aku belum juga tahu dia mengintai dari tiap sudut
Tiba-tiba saja dari gambar mawar dan melati, ruangan harum semerbak
Dan hawa kematian semakin nyegrak
Tanpa sedu-sedan yang gagu, ratap sesal yang gagal
Aku menyerahkan diriku--------------
Untukmu :
cangkir yang di sudutnya terlukis bunga mawar dan melati
“ kutunggu harummu di atas kuburku nanti”
_____Jogja, Djendelo 26 12-14---menjelang magrib tapi tanpa senja
“ kutunggu harummu di atas kuburku nanti”
_____Jogja, Djendelo 26 12-14---menjelang magrib tapi tanpa senja