-

_dalam setiap kata yang kau baca,
selalu ada huruf yang hilang
kelak kau pasti akan kembali menemukanya
di sela kenangan penuh ilalang__


Senin, 09 Juli 2012

CATATAN KECIL TENTANG GENERASI MUDA ISLAM


I.Fakta yang saya lihat

Globalisasi, itulah nama zaman dimana banyak kalangan meyakini sebagai suatu titik dimana sesuatu yang baik bisa berakibat buruk, tetapi sesuatu yang buruk juga bisa menguntungkan untuk beberapa orang. Zaman dimana sekat-sekat antar negara tebuka lebar, segala macam informasi bisa dengan dengan mudah dan cepat masuk kenegara lain. Hal ini memberikan pengaruh besar baik yang bersifat positif maupun negarif pada kehidupan generasi muda kita. Pengaruhnya dalam segala aspek kehidupan termasuk kehidupan beragama. Pertama, anda semua akan saya ajak untuk melihat kehidupan beragama generasi muda Indonesia dalam pandangan saya, melalui beberapa fakta :
 #Fakta Pertama. Awal tahun 2011 ketika saya masih kelas dua madrasah aliyah. Terjadi sebuah diskusi sengit, saat itu ada dua orang teman dari adik kelas saya yang menginap di asrama sekolah kami. Mereka berdua adalah alumni Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo pimpinan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Usia mereka berdua sebaya dengan saya. Saat itu kami sedang ngobrol santai tanpa arah tetapi tiba-tiba salah satu dari kami ada yang menyingung masalah ideologi negara. Saat itu pembicaraan semakin menarik. Sebagian besar teman-teman saya mengatakan untuk memperbaiki Indonesia ideologi Pancasila harus diubah dengan ideologi Islam.
Saat itu dengan beberapa argumen saya tetap bertahan membela Pancasila sebagai ideologi yang pada hakikatnya digali dari nilai-nilai Islam yang diterjemahkan untuk masyarakat Indonesia yang plural. Dua teman dari Ngruki dengan nada tinggi berkata “ bahwa ideologi Pancasila bagaikan daging babi, jika seorang muslim setuju dengan ideologi Pancasila, nasibnya seperti seember daging sapi yang halal lalu diberi sesendok daging babi (baca: Pancasila) maka hukum memakan daging itu adalah haram. Jadi siapa yang meyakini Pancasila sebagai ideologi kafir hukumnya harus diperangi, karena jelas Pancasila bukan produk Islami” tegasnya diakhir pembicaraan. Karena diskusi ini terasa lebih sebagai sebuah debat kusir tanpa arah yang jelas saya pun akhirnya memutuskan untuk diam.
#Fakta Kedua. Sering media masa kita menampilkan sekelompok generasi muda yang menjadi anggota organisasi keagamaan garis keras. Bahkan pelaku-pelaku bom bunuh diri yang mengatas namakan jihad adalah generasi muda. Sikap keberagamaan mereka sudah di dasari oleh rasa benar sendiri. Kebenaran diri mereka sendiri yang mereka yakini maka dengan mudah mereka menghujat orang lain yang berbeda tafsiran tentang kebenaran. Bukan lagi ahlakul karimah, Rahmatan lil Alamain yang mereka bawa.
Apa yang terfikirkan dalam benak anda ketika mengetahui berbagai peristiwa dia atas? Bagaimana jika anda menganggap semua hal diatas sebagai sebuah kewajaran yang sudah lama terjadi? Bagi saya semua peristiwa diatas telah mengusik pikiran dan membuat suatu kegelisahan tentang masa depan kehidupan –khususnya kehidupan beragama- Indonesia yang akan datang.
#Fakta Ketiga. Tidak sulit kita temui berbagai bentuk penyimpangan yang dilakukan remaja, pergaulan bebas yang merajalela mulai dari kasus anak SMA yang memperkosa temannya. Anak mencuri uang orang tua, bahkan sampai yang melukan seks bebas dan bergelut dengan NAPZA. Sampai dengan gaya hidup westren hedonis yang dalam banyak hal bertentangan dengan moral Islam dan akhlak ketimuran.


#Analisis Pertama. Peristiwa pertama menunjukkan  betapa generasi muda kita yang tumbuh dalam lingkungan pendidikan agama telah dididik untuk membenci negaranya sendiri. Bagaimana mungkin seoarang yang dilahirkan di Indonesia membenci Pancasila. Saya tidak mengajak untuk memuja Pancasila tanpa cela, seperti yang terjadi pada masa orde baru-nya Pak Harto. Tetapi bagi saya sikap yang berlebihan dengan hanya menilai bahwa sesuatu yang bukan produk Islam, lantas dianggap tidak Islami. Seperti halnya Pancasila.
Bahwa penghadapan Islam kepada Pancasila adalah sesuatu yang tidak dapat dibenarkan,karena menghadapkan sesuatu yang bersifat umum kepada pandangan yang bersifat khusus. Kalau itu diteruskan, berarti rasionalitas telah ditinggalkan, dan hanya emosi yang mengendalikan pandangan hidup kita. Tentu kita lebih mementingkan sesuatu yang rasional, bila dibandingkan dengan sesuatu yang emosional[1].
#Analisis Kedua. Menyadari bahwa masa menjadi generasi muda merupakan masa yang rawan, karena pada saat itulah mereka mulai mampu berfikir abstrak, dan mencoba menjelaskan beberapa hal yang kompleks, dengan emosi yang masih labil. Sebetulnya generasi muda dapat dikatakan tidak memiliki tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk dalam golongan anak-anak dan belum dapat diterima ke dalam golongan orang dewasa. Generasi muda berada di antara anak dan orang dewasa. Biasanya masa ini terjadi antara rentan umur 14-17 tahun. Dengan adanya globalisasi tidak menutup kemungkinan masa rawan ini akan datang lebih awal.
Di tengah masa rawan ini generasi muda ingin menunjukkan eksistensinya. Salah satu saluran utnuk membuktikan eksistensinya adalah melalui organisasi keagamaan. Kurang mampunya organisasi Islam Washatiyah (Islam jalan tengah) seperti Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah dalam mewadahi generasi muda tersebut dan kurang optimalnya peran orang tua dalam menanamkan tradisi keagamaan yang Washatiyah. Ditengarai sebagai penyebab generasi muda kita kebingungan mencari kiblat organisasi keagamaan dan akhirnya menjadi pengikut organisasi garis keras. Hal ini biasanya terjadi dalam taraf Perguruan Tinggi dimana organisasi-organisasi radikal mulai mencari pengikut dengan startegi kaderiasasi yang sangat bagus sehingga generasi kita banyak yang ikut di dalamnya. Pangkal dari semua ini adalah lahirnya sikap beragama generasi muda yang ekstrim atau radikal. Disadari maupun tidak organisasi-organiasi keagamaan yang bersifat ekstrem sangat mudah diterima oleh generasi muda yang menginjak masa pencarian jati diri, atau sesaat lulus dari SMA.
Ekstrimisme dalam kehidupan beragama dapat menimbulakn dampak berbahaya, karena agama juga melibatkan emosi yang bisa menjadi bernayala-nyala. Dan ini pada gilirannya merusak harmoni intra agama tertentu maupun antar agama. Karena itu Islam tidak menganjurkan sikap ekstrem sebaliknya sangat menekankan sikap jalan tengah washatiyah.[2]
Analisis Ketiga. Segala perilaku dalam fakta ketiga, terjadi karena generasi muda kita tidak mengetahui panduan moral yang jelas untuk menghadapi era globalisasi. Selain itu lagi-lagi dunia pendidikan seharusnya mampu mengoptimalkan peranya dalam membekali generasi muda dalam menghadapi era global.

II.Merumuskan Sikap

#Sikap pertama. Untuk meluruskan faham generasi muda tentang pancasila dan ideologi Islam. Menarik untuk mengikuti gagasan K.H Abdurrahman Wahid –Allahyarham- yaitu menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara yang berwatak pluralistik, dari berbagai ideologi masyarakat yang berkembang di negeri ini, seperti Islam, nasionalisme, sosialisme, dan lain-lain. Selain itu dalam MUNAS NU 1983 di Situbondo yang menghasilakn sebuah resolusi menarik. Pancasila sebagai dasar falsafah negara indonesia bukanlah agama, tidak dapat mengantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk mengantikan kedudukan agama, bahwa sila pertama pancasila mencerminkan konsep Islam tentang tauhid[3]. Saya rasa resolusi ini patut utnuk dijadikan pedoman dalam menentukan sikap tentang kedudukan ideologi pancasila dalam kehidupan masyarakat Islam khususnya.
#Sikap Kedua sebagai upaya membendung organisasi Islam garis keras antara lain upaya yang harus dilakukan adalah kembali meneguhkan ajaran-ajaran Islam yang moderat, tawasuth ala i’tidal dikalangan generasi muda. Jika organisasi garis keras sering mengadakan kajian-kajian kegamaan. Maka kita tandinggi juga dengan kajian-kajian yang lebih intens untuk mebina generasi muda agar tidak terjerumus kedalam ektrimisne beragama. Kita kembangkan cara-cara dakwah yang sesuai dengan Al Quran surat ke 16 ayat 125 “Ajaklah mereka kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan mauidzah hazanah dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.”
 K.H Mustofa Bisri memberikan analisis yang menurut saya pas untuk ayat ini. Ud’u, ajaklah tidak disertai maf’ul bih objeknya, seperti lazimnya fiil muta’addie. Para mufassir biasanya mengisi objeknya dengan an naas manusia (jadi –ajakhlah manusia kejalan Tuhanmu) menurut Gus Mus penambahan obyek manusia dirasa tidak perlu sebab kata-kata dijalan Tuhanmu sudah cukup jelas siapa yang harus diajak, yaitu mereka yang belum dijalan Tuhan. Mengajak yang belum ke jalan tuhan meski dilakukan dengan hikmah dan mauidzah hazanah.[4]
#Sikap ketiga. Globalisasi bisa menjadi racun yang sangat mematikan disatu sisi tetapi disisi lain juga bis amenjadi peluang emas yang sangat bermanfaat untuk masa depan generasi muda. Menarik untuk mencermati isi karya sastra yang berupa serat karangan pujangga jawa R.Ng. Ranggawarsita), yang salah satu isinya yang sarat nilai etis dan moral, sebagai berikut,
Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Melu edan nora tahan
Yen tan melu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Ndilalah karsa Allah
Begja-begjane kang lali
Luwih begja kang eling lawan waspada
(Serat Kalatidha, R.Ng. Ranggawarsita dikutip dari Ikhsan, 2010 :2)
 Inti dari salah satu bagian dari serat Kalatidha tersebut berfilosofi bahwa pada suatu saat nanti manusia akan menemui yang disebut sebagai zaman dimana telah terjadi kebobrokan moral manusia, zaman ini oleh Ranggawarsita disebut zaman edan. Pada dasarnya hati setiap individu ingin mengekang untuk tidak ikut dalam arus zaman edan. Namun, ketika seorang individu tidak ikut arus zaman justru malah tidak akan mendapatkan apa-apa, dan cenderung sengsara. Apabila seseorang tidak mengikuti arus zaman itu, maka akan dipandang aneh, dan tidak wajar, tetapi jika ikut arus sama saja dengan terjun ke lembah nista. Dalam suasana yang membingungkan inilah Ranggawarsita mengingatkan sekaligus memberi pilihan solutif yaitu dengan mengingatkan akan seruan Tuhan kepada manusia agar hati-hati serta selalu ingat dan waspada dalam menghadapi suatu peristiwa. (Begja-begjane kang lali, luwih begja kang eling lan waspada). Saya menafsirkan bahwa zaman yang dimaksud dalam bait serat itu adalah zaman globalisasi sekarang ini.
Selain itu ada adagium yang mungkin sangat dikenal dikalangan warga Nahdatul Ulama yaitu memelihara apa yang baik dari masa lampau, dan menggunakan hanya yang lebih baik yang ada dalam hal yang baru (al-muhâfadzatu’ala al-qadîmi al sâlih wa al akhdzu bi al jadîd al- aslah). Saya rasa adagium ini bisa dijadikan prinsip untuk filterisasi budaya dalam era globalisasi. Sehingga generasi muda kita bisa menjadikan globalisasi sebagai peluang emas untuk masa depan.
Sanggupkah generasi kita menerapkan beberapa sikap tersebut?


Yogyakarta 23-6-12
 di kamar kost yang selalu memunculkan keriunduan-kerinduan


Daftar Pustaka
Brilianto, Ikhsan. 2010.Artikel. Ketika Penjajahan Globalisasi Menghujam Nasionalisme Penentun Kemajuan bagi Anak Muda. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.
Wahid, Abdurrahman. Islamku, Islam Anda, Islam Kita edisi digital. Jakarta: Democracy Project, 2011
Idahrah, Syaikh. Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011
Bruinessen, van Martin. NU Relasi-relasi Kuasa dan Pencarian Wacana Baru. Yogyakarta: Lkis, 1994
Bisri, Mustofa. Kompensasi. Rembang: Matar Air, 2006



[1] Negara Berideologi Satu Bukan Dua dalam Abdurrahman Wahid: Islamku, Islam Anda, Islam Kita edisi digital, (Jakarta: Democracy Project,2011), hlm.91.
[2] Ekstremisme Wahabi dan Islam Washatiyah. kata pengantar Azyumardi Azra dalam Syaikh Idahram: Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,2011),hml.22.
[3] Pancasila sebagai Asas Tunggal dalam Martin van Bruinessen: NU Relasi-relasi Kuasa dan Pencarian Wacana Baru, (Yogyakarta: LkiS,1994), hlm.121-122.
[4] Dakwah dan Amar Ma’ruf dalam Mustofa Bisri: Kompensasi, (Rembang:Mata Air,2006),hlm 145-146.

CLEANING SERVICE SEKOLAHKU AKTIVIS LINGKUNGAN SEJATI


Siapa orang yang berjasa dibalik bersihnya sekolah ini?
Siapa orang yang paling berjasa dibalik hijaunya sekolah ini?
Siapa orang yang paling berjasa membersihkan sampah murit dan guru?
Muritkah?
Gurukah?
Atau tidak ada?

Pagi itu di teras depan ruang kelas, aku dan beberapa teman-teman  sedang duduk santai sambil berbincang. Tiba-tiba salah satu dari teman bercanda
Temanku: Penghargaan sekolah berwawasan lingkungan itu, seharusnya bukan untuk kepala sekolah
Aku:          Lhoh kok bisa? Kamu ada-ada aja
Temanku:  iya, lah bener, kan selama ini yang bersih-bersih, merawat taman, dan nge pel lantai, kan bukan kepala sekolah kan

Sekolahku beberapa waktu lalu mengikuti Lomba Adiwiyata, atau sekolah hijau berwawasan lingkungan tingkat nasional. Prestasi ini tidak diraih begitu saja, tetapi melalui proses seleksi dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga bisa maju ketingkat nasional.
Jika kawan-kawan berkunjung ke sekolahku pada saat lomba, pasti teman-teman akan merasa sangat nyaman. Bagimana tidak,? Mulai dari sudut terkecil sekolah sampai ruang tunggu tamu bagian depan semuannya bersih, dan hijau. Di setiap sisi rungan selalu ada tanaman hijau yang menyejukkan, bunga-bunga di taman merekah dengan indahnya, memanjakan setiap mata yang melihat. Hampir sulit menemukan sampah yang tergletak, tempat sampah sudah disusun rapi dengan warna-warna yang cerah, dipadukan dengan seni lukis yang indah, warna hijau untuk sampah organik, kuning untuk non organik. Singkatnya semuannya yang berhubungan dengan lingkungan terasa sempurna.
Siapa yang melakukan itu semua,? Dia adalah bapak cleaning sevice, sekolahku yang berjumlah 5 orang, salah satunya Bapak Wagimin. Aku mengenal beliau ketika awal aku masuk sekolah, aku yang selalu datang lebih awal selalu bertemu dengan beliau saat menyapu kelasku dan koridor di depannya. Dari situlah aku mulai bejalar banyak dari seoarang bapak dengan postur tubuh pendek, yang ketika berangkat kerja mengunakan sepeda kuno khas Jawa, di jogja biasa disebut sepeda Unto. Sering terjadi percakapan kecil antara aku dan beliau.
Sekolah ini tanpa Bapak Wagimin dan lima orang temannya, aku tak membayangkan bakal seperti apa. Merekalah sosok-sosok rendah hati pembaharu lingkungan. Saat aktivis-aktivis lingkungan dan pemerintah hanya bisa bertriak-triak tentang masalah kualitas lingkungan. Maka Bapak Wagimin dan lima orang temannya, hanya bisa diam, cintannya pada lingkungan tidak ditunjukan dengan teriakan tetapi dengan tindakan nyata. Bagiku beliau teladan dalam masalah lingkungan.
Beliulah teladan dalam hal membuang sampah. Tugas cleaning service dimulai sejak pagi hingga siswa pulang pada jam 14.00. Pada saat istirahat para cleaning service akan berkeliling kembali pada daerah yang menjadi bagian tugasnya. Saat itu ketiaka ada sampah Pak Min (sapaan akrabnya) selalu memunggut sampah itu dan membuangnya pada tempat sampah. Beliau tidak pernah menyuruh kami yang membung sampah sembarangan untuk membuang sampah itu dengan benar, tapi beliau diam dan mengambil sampah itu, lalu dengan senyum pada kami beliau memasukkan sampah itu ke tempat sampah. Aku tahu, bukan beliau tidak mau mengingatkan kami, dengan menegur tindakan kami. Tapi lebih dari itu beliau menegur kami dengan contoh yang baik, tidak hanya sekedar menyuruh, tapi beliau juga melakukannya. Dan ini lebih dari sekedar sebuah teguran.
Beliaulah teladan dalam hal mencintai tumbuhan. Setiap pagi dengan gayung beliau berkeliling ke seluruh depan kelas pada lantai dua. Demi menyiram beberapa tumbuhan hijau. Setiap hari beliau selalu merawat dan menjaga tumbuhan-tumbuhan didepan kelas kami. Bahkan dengan tangan dinginnya beliau rutin memindahkan tanaman-tanaman agar terkena sinar matahari.
Beliaulah teladan dalam hal menghemat dan berprilaku hidup sehat. Saat istirahat, kantin sekolah yang tepat berada di belakang sekolah selalu penuh. Siswa-siswa memenuhi kebutuhan energinya disini, termasuk aku, ada Soto, Nasi Kucing dan Gudeg khas jogja, dan beberapa makanan ringan. Lalu bagaimana denga Bapak Wagimin.? Saat kembali dari katin sekolah, aku melihat di bawah pohon tepat di sudut samping tempat parkir, Bapak Wagimin makan dengan lahabnya. Tempat makan berwarna hijau selalu menemani makan siangnya. Bekal dari rumah yang disiapkan sang istri, kata beliau lebih nikmat, hemat dan bergizi. Aku sebenarnya malu dengan kondisi ini, Bapak Wagimin saja yang mungkin hanya tamat SMP atau SMA memiliki kesadaran tinggi untuk masalah makanan, dan kesehatan. Sementara aku dan teman-temanku yang jauh lebih beruntung dari beliau, tidak perduli masalah itu.
Sempat terbersit dalam pikiranku, bukankah Pak Min melakukan itu semua karena gaji.? Tapi bagiku itu tidak penting, yang jelas aku yakin Pak Min dan cleaning service yang lain tidak mungkin melakukan itu semua hanya karena rupiah. Jauh lebih penting bagiku sekarang adalah meneladani dan mengajak teman-teman semua untuk meniru apa yang dilakukan Pak Min. Beliau adalah potret para aktivis lingkungan sejati, yang memeperbaiki bumi dengan tindakan nyata. Akan tetapi terlupakan, manusia-manusia lebih tertarik memberikan apresiasi pada mereka aktivis yang hanya bisa berteriak. Tapi tenang saja, beliau tidak butuh apresiasi, bahkan kata apresiasi mungkin juga tidak beliau kenal. Beliau hanyalah sebagian kecil dari berjuta-juta manusia yang memilih melakukan perbaikan pada kondisi bumi yang semakin mengkhawatirkan. Di tengah manusia lain yang tan hentinya melakukan pengrusakan.
Andaikan aku sebagai kepala sekolah, maka perhargaan Adiwiyata akan aku serahkan kepada Pak Min, sosok Pahlawan tanpa tanda jasa, sosok teladan yang tak pernah terlupakan. Proyek besar kita adalah melakukan perbaikan dengan tindakan nyata, mungkin dengan meniru apa yang dilakukan Pak Min. Kita tidak bisa diam kawan, kita generasi muda ditugaskan untuk memakmurkan bumi Indonesia. Lingkungan kita butuh pak min- pak min baru dari generasi kita.

Yogyakarta 14-06-11

Minggu, 01 Juli 2012

SAYA HANYA BUTUH 10 SOAL




__
Sudah lama tak kusapa, ingatan-ingatan yang seharusnya terabadikan. Fikiran-fikiran yang harusnya terpatri, dan imajinasi-imajinasi yang seharusnya terkembangkan abadi. Sudah terlalu lama, hingga sepertinya sulit tangan ini menari-nari di atas ingatan, menjejak di atas imajinasi, dan mengoreskan fikiran-fikiran di atas kertas. Terasa berat memang, tangan ini sudah tak lagi sepiawai dulu, fikiran ini juga sudah tak se ringan dulu. Banyak cerita-cerita terlintas, tapi hanya sejenak. Dan semuanya aku tinggalkan pergi.___

Akhirnya bisa menulis lagi setelah lama sekali sejak pertengahan kelas 3. Gara-gara ikut-ikutan jadi anak rajin menjelang UN akibatnya kegiatan menulis terbengkalai setengah tahunan. Dan ini tulisan saya paling hot. Hahaha. –menurut saya – jika kurang hot silahkan tambah sendiri cabenya mumpung harga cabe stabil –mulai kumat koplak e- sorry saja kalau agak belepotan atau mungkin sangat belepotan

SAYA HANYA BUTUH 10 SOAL





sudut kamar kost tempat "jimat-jimat" yg sangat mengoda menjelang UN



Bermula ketika gusti allah memberikan anugrah nikmat yang sangat berarti. Pagi itu 26 mei 2012 adalah pengumuman ujian nasional, berbagai mantra sudah mulai ku rapalkan untuk menenangkan hati. Maklum sebagai manusia normal yang sadar betul akan kemampuan diri saat un kemarin, kalau di logika sulit untuk berkata lulus. Entah kenapa kadang aku mengangap sepela tentang  hasil UN ku. Tapi kadang juga aku sebagai manusia normal yang ingin lancar dalam studi juga khawatir dengan hasil un. Dan puncaknya pada tanggal 26 itu, kata temanku pengumumannya nanti jam sepuluh orang tua atau wali dimohon ke sekolah. Aku yang jauh dari orang tua sehari sebelum tanggal 26 menghubungi salah satu temanku untuk mewakili ke sekolah untuk mengambil hasil pengumuman. Dan kalau ada yang tidak lulus maka akan di datangi wali kelas pada pagi hari tanggal 26 itu kata salah satu temanku. Sontak aku yang minggu-minggu itu mulai mengingat beberapa mantra-mantra ijazah yang di dapat dari berbagai kyai yang biasanya jarang sekali aku amalkan. Tiba-tiba rutin aku amalkan. Tujuannya satu supaya oleh gusti allah hati ini debri ketenangan dengan segala keputusan yang akan terjadi. pukul 10.00 tiba dan aku lulus un . ternyata. Tak menyangka sekali. Aku yakin bahwa ini karena pertolongan allah 100 persen. Bagaimana tidak, aku pada mata pelajaran matematika hanya mengerjakan 10 soal dan aku bisa lulus. Wah bahagianya aku siang itu setelah mendengar pengumuman un. Tetapi aku tetap dengan bersusah payah utnuk berbahagia dengan sederhana. Bagaimanapun juga bahagia berlebihan itu tidak baik itu yang aku pelajari dari sosok mbah kyai asrori radiallahhuanh beliau telah mengajariku untuk kenal lebih dekat dengan kanjeng nabi Terimakasih kanjeng nabi terimakasih gustiallah. Sore harinya entah kenapa tiba-tiba suasana hati jadi tak tenang tanpa keterangan yang jelas. Dan salah satu temanku sms akan main ke kost utnuk minta filefile foto saat kami kemarin jalan-jalan ke pantai sundak. Temanku itu perempuan dan tepatnya dia satu-satunya temanku perempuan yang pernah masuk ke kost ku. Saat kami mulai memindah foto satu persatu ada sms masuk dari temanku kalau pengumuman snmptn undangan hari ini bisa dilihat. Aku dan temanku ipeh yang asik mengirim foto langsung beranjak ke kost kunti untuk memastikan berita tersebut. Kami berdua memang telah mendaftar snmptn undangan. Dan saat tiba di kost kunti apa yang terjadi. tenyata kunti yang sepertinya baru bangun tidur dengan rambut acak-acakan terduduk lemas di kursi depan kostnya dan aku melihat beberapa tetes air mata “ aku diterima di unair” wajah bahagia nampak sekali di raut muka kunti. Saat itu juga aku dan ipeh yang sudah tidak sabar lagi untuk melihat pengumuman melesat ke warnet. Dan kami berdua seperti orang gila senyum-senyum sendirian di jalan padahal belum lihat pengumuman. Langsung saja kami masuk ke bilik warnet. Dan langsung emebuka situs snmptn saat itu ipeh mulai bersiap menekan tombol keyboard untuk melihat pengumuman saat memasukkan nama dia baru ingat kalau dia tida membawa nommor registrasi. Akhirnya ipeh telpon kakaknya di kost untuk minta di sms no registrasu yang dia simpan di file pendaftaran laptopnya. Otomatis aku yang sudah membawa nomor registrasi log in duluan. Dengan perasaan tak karuan aku mulai mengetikan nama dan nomor registrasi dan 1.2.3.4.5 klik hasil
Hasil Seleksi SNMPTN Jalur Undangan 2012
Top of Form
Isikan Nomor Pendaftaran SNMPTN Jalur Undangan 2012

Tanggal Lahir Peserta
Bottom of Form
Nomor Pendaftaran
4120085846
Nama Siswa
Danang Tri Prastiyo
Asal Sekolah
MAN YOGYAKARTA III, Kab. Sleman, DI Yogyakarta
Kelas
IPS - Kelas XII IPS.3
Hasil Seleksi
Lulus Seleksi
Program Studi/PTN
UNIVERSITAS GADJAH MADA / ILMU FILSAFAT
Selamat, Anda lulus seleksi SNMPTN Jalur Undangan 2012.
PENTING: Anda harus melakukan pendaftaran ulang di PTN tempat Anda diterima
Wah anda bisa membayangkan betapa tak berdayanya saya. Saat itu gantian ipeh yang log in dan ternyata ipeh belum beruntung. Dan kami berdua menuju kost kunti dan disana sudah ramai dengan teman-teman se kost yang di terima maupun belum diterima. Hari itu benar-benar hari yang mungkin kalau kata orang bersejarah. Efek dari dari hari itu saya 3 hari tak bisa tidur nyenyak.